Q.S Surat An-Nisa (4) ayat 86
وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَآ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.
Q.S Surat Al-Ahzab (33) ayat 44
تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهٗ سَلٰمٌ ۚوَاَعَدَّ لَهُمْ اَجْرًا كَرِيْمًا
Penghormatan mereka (orang-orang mukmin itu) ketika mereka menemui-Nya ialah, “Salam,” dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.
Q.S Ar-Ro'du (13) ayat 24
سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ
(sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.
Q.S Adz-Dzariat (51) ayat 25
اِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًا ۗقَالَ سَلٰمٌۚ قَوْمٌ مُّنْكَرُوْنَ
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, “Salaman” (salam), Ibrahim menjawab, “Salamun” (salam). (Mereka itu) orang-orang yang belum dikenalnya.
Q.S Surat Hud ayat 73
قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.”
Q.S An-Nuur (24) ayat 61
لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ عَمّٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ اَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَّفَاتِحَهٗٓ اَوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.
Salam merupakan salah satu rukun qauliyah di dalam shalat.Di dalam kitab Tanqihul Qaulil Hadits karangan Imam An-Nawaiwi Al-Bantani (1813—1897M) syarah dari pada kitab Lubbabul Hadits karangan Imam As-Suyuthi (1445—1505 M) pada bab yang ke delapan belas, Imam As-Suyuthi mencantumkan beberapa hadits di dalanya. di antaranya:
1- H.R Imam At-Tirmidzi dari sahabat Jabir r.a.
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:السَّلَامُ قَبْلَ الْكَلاَمِ
Nabi saw. bersabda, “Salam itu sebelum perkataan.”
Menurut Imam An-Nawawi Al-Bantani mengatakan bahwa di sunnahkan bagi seorang muslim untuk memulai dengan mengucapkan salam sebelum berkata.
2- H.R Imam Ath-Thobroni dari sohabat Ibnu Umar r.a.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ بَدَأَ بِالْكَلَامِ قَبْلَ السَّلَامِ فَلَا تُجِيْبُوْهُ
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang memulai dengan perkataan lain sebelum salam, maka janganlan kalian menjawab salamnya.”
Imam An-Nawawi Al-Bantani mengatakan bahwa hadis ini merupakan motivasi untuk mengucapkan salam dan jangan meninggalkannya.
3- H.R Imam Ahmad dari sahabat Abu Umamah r.a.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ بَدَأَ بِالسَّلَامِ فَهُوَ أَوْلَى بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang memulai salam (ketika bertemu dengan orang), maka berarti da lebih mengutamakan mengikuti perintah Allah dan Rosul-Nya.”
4- H.R Iimam Al-Baihaqi dan Imam Al-Bazzar dari sohabat Ibnu Mas’ud r.a.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:السَّلَامُ مِنْ أسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَضَعَهُ اللهُ فِى الْأَرْضِ فَأَفْشُوْهُ، فَإِنَّ الرَّجُلَ الْمُسْلِمَ إِذَا مَرَّ بِقَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ فَرَدُّوْا عَلَيْهِ كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ بِتَذْكِيْرِهِ إيَّاهُم السَّلَام، فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوْا عَلَيْهِ رَدَّ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُ
Nabi saw. bersabda, “Salam itu termasuk salah satu dari nama-nama Allah S.W.T yang Allah letakkan di bumi, maka sebarkanlah salam. Maka Sungguh bagi seorang muslim jika melewati suatu kaum lalu ia mengucapkan salam kepada mereka, kemudian mereka menjawab salamnya, maka baginya atas mereka keutamaan derajat sebab mengingatkannya kepada mereka dengan salam. jika mereka tidak menjawab salamnya, maka orang yang lebih baik dari pada mereka dan lebih bagus telah menjawab salamnya.”
Imam An-Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa maksud orang yang lebih baik dan lebih bagus yang akan menjawab salamnya adalah malaikat. Beliau juga menjelaskan bahwa meskipun memulai salam itu berhukum sunnah tetapi ia lebih utama dari pada menjawab salam meskipun ia berhukum wajib. Jadi, memulai salam itu lebih baik dari pada menjawab salam, meskipun memulai salam itu berhukum sunnah sedangkan menjawab salam itu berhukum wajib.
5- H.R Imam Abu Daud dari sohabat Abu Umamah r.a.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلَامِ
Nabi saw. bersabda, “Sungguh orang yang paling utama menurut Allah adalah orang yang memulai mengucapkan salam.”
Hadits shohih menurut Imam An-Nawawi Al-Bantani dan beliau menjelaskan bahwa alasan orang yang memulai salam itu lebih utama mendapatkan rahmat dan kemuliaan dari Allah swt. adalah disebabkan dialah yang memulai dahulu menyebut nama Allah SWT. dan mengingatkan lawan bicaranya untuk mengingat Allah SWT. dengan salam.
6- Masih dalam kitab Tanqihul Qaulil Hadits karangan Imam An-Nawawi Al-Bantani Syarah kitab Lubabul Hadits karangan Al-imam As-Suyuti di sebutkan bahwa
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:رَأْسُ التَّوَاضُعِ الاِبْتِدَاءُ بِالسَّلَامِ
Nabi saw. bersabda, “Pangkal tawadlu’ adalah memulai salam.”
7- Ini juga masih dalam kitab Tanqihul Qaulil Hadits karangan Imam An-Nawawi Al-Bantani Syarah kitab Lubabul Hadits karangan Al-imam As-Suyuti di sebutkan bahwa
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ أَقْرَبُهُمَا إِلَى اللهِ تَعَالَى مَنْ بَدَأ بِالسَّلَامِ
“Jika dua orang muslim bertemu, maka yang paling dekat kepada Allah SWT adalah orang yang memulai salam.”
8- H.R. Imam Abu Daud dari Al-Baro’i bin ‘Azib, yang masih tercantum dalam kitab Tanqihul Qaulil Hadits karangan Imam An-Nawawi Al-Bantani Syarah kitab Lubabul Hadits karangan Al-imam As-Suyuti
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ فَتَصَافَحَا وَحَمِدَا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَاسْتَغْفَرَاهُ غُفِرَ لَهُمَا. رواه ابو داود
Dari Al-Baro’i bin ‘Azib, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Jika dua orang muslim bertemu, lalu mereka bersalaman, memuji Allah azza wa jalla, dan meminta ampunan kepada Allah, maka diampuni untuk mereka berdua.”
9- Masih di kitab yang sama yaitu dalam kitab Tanqihul Qaulil Hadits karangan Imam An-Nawawi Al-Bantani Syarah kitab Lubabul Hadits karangan Al-imam As-Suyuti
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إذَا دَخَلْتُم فِيْ مَجْلِسٍ فَسَلِّمُوْا وَإِذَا خَرَجْتُمْ فَسَلِّمُوْا
“Jika kalian masuk ke dalam suatu majlis, maka ucapkanlah salam dan jika kalian keluar maka ucapkanlah salam.”
10- H.R Bukhori dari Abu Huroiroh r.a. Rosulullah SAW berabda:
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:أَبْخَلُ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلَامِ
“Orang yang paling pelit adalah orang yang pelit mengucapkan salam.”
11- Dalam kitab Al-Adabul Mufrod yang di riwayatkan oleh imam Al-Bukhari Dari Abu Huroiroh r.a. bahwasanya Rosulullah SAW berabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَبْخَلُ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ، وَالْمَغْبُونُ مَنْ لَمْ يَرُدَّهُ، وَإِنْ حَالَتْ بَيْنَكَ وَبَيْنَ أَخِيكَ شَجَرَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْدَأَهُ بِالسَّلامِ لا يَبْدَأُكَ فَافْعَلْ
Dari Abu Huroiroh r.a., ia berkata, “Orang yang paling pelit adalah orang yang pelit memberikan salam dan orang yang tertipu adalah orang yang tidak menjawab salamnya. Jika ada sebuah pohon menghalangi antara dirimu dan saudaramu, jika kamu mampu memulainya dengan salam yang saudaramu tidak memulainya maka lakukanlah.”
12- Di riwayatkan oleh imam Al-Qudlo’i dari sohabat Anas bin Malik r.a. Rosulullah SAW berabda:
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:السَّلَامُ تَحِيَّةٌ لِمِلَّتِنَا وَأَمَانٌ لِذِمَّتِنَا، قَالَ اللهُ تَعَالَى: “وَإِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِأحْسَنَ مِنْهَا أوْ رُدُّوْهَا
“Salam adalah kehormatan untuk agama kita dan keamanan untuk tanggunganmu, Allah ta’ala berfirman, “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya.”
13- H.R. Abu Daud dan At-Tirmidzi Rosulullah SAW berabda:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: عَشْرٌ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ: عِشْرُونَ ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ: ثَلاَثُونَ. رواه أبو داود والترمذي
Dari 'Imron bin Hushoin, ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW., lalu ia berkata, “Assalamu’alaikum.” Beliau menjawab salamnya. Kemudian ia duduk, lalu Nabi saw. bersabda, “Sepuluh.” Kemudian datang lagi seorang laki-laki lain dan berkata, “Assalamua’alaikum warahmatullah.” Lalu beliau menjawab salamnya. Kemudian ia duduk, beliau pun bersabda, “Dua puluh.” Kemudian datang lagi orang lain dan berkata, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Lalu beliau menjawab salamnya, ia pun duduk, lalu beliau bersabda, “Tiga puluh.”
14- H.R Bukhori (dalam kitab Adabul Mufrod 981), H.R Imam At-Tirmidzi, H.R Ibnu Majah di shohihkan oleh Imam Al-Bani dalam kitab Silsilah Ash-shohihah Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash
"Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sembahlah Allah Yang Maha Pengasih, berikanlah makan, sebarkanlah salam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat."
15- H.R. Imam Muslim dari Abu Huroiroh R.A
لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا، أوَلا أدُلُّكُمْ علَى شيءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بيْنَكُمْ
“Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian”
16- H.R Imam Bukhori no.1164,H.R Muslim 4022 dari Abu Huroiroh R.A
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
“Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya dan ber-tasymit ketika ia bersin”
16- H.R Imam Bukhori no.6227,H.R Imam Muslim 2841 dari Abu Huroiroh R.A
خَلَقَ اللهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا ، فَلَمَّا خَلَقَهُ قَالَ : اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ النَّفَرِ – وَهُمْ نَفَرٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ جُلُوسٌ – فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ ، فَإِنَّهَا تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ
“Allah menciptakan Nabi Adam di atas bentuknya. Tingginya 60 hasta. Ketika ia diciptakan, Allah berfirman kepada Adam: ‘pergilah dan berilah salam kepada sekelompok makhluk itu (yaitu Malaikat), dan dengarkanlah ucapan tahiyyah dari mereka kepadamu. Karena itu adalah ucapan tahiyyah (yang disyariatkan untuk) engkau dan keturunanmu‘. Lalu Adam pergi dan mengucapkan: Assalamu’alaikum. Para Malaikat menjawab: Wa’alaikumussalam Warahmatullah. Mereka menambahkan kata warahmatullah”
17- H.R Imam An-Nasa'i
خَلَقَ اللهُ آدَمَ بِيَدِهِ ، وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ، وأمرالْمَلَائِكَةِ فَسَجَدُوا لَهُ ،فَجَلَسَ فَعَطَسَ فَقَالَ : الْحَمْدُ للهِ ، فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ : يَرْحَمُكَ اللهُ رَبُّكَ ، إيتِ هَؤلَاءِ الْمَلَائِكَةَ فَقُلِ : السَّلَامُ عَلَيْكُمْ ، فَأَتَاهُم فَقَالَ : السَّلَامُ عَلَيْكُمْ ، فَقَالُوا : وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ تَعَالَى فَقَالَ لَهُ : هَذِهِ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ بَيْنَهُمْ
“Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya, lalu meniup ruh untuknya. Lalu Allah memerintahkan Malaikat untuk sujud kepada Adam, lalu merekapun sujud. Lalu Adam duduk, kemudian ia bersih. Allah pun berfirman: yarhamukallahu rabbuka (Rabb-mu telah merahmatimu). Kemudian Allah berfirman: ‘datangilah para Malaikat itu dan ucapkanlah: Assalaamu’alaikum‘. Lalu Adam mendatangi mereka dan mengucapkan: Assalaamu’alaikum. Lalu para Malaikat menjawab: wa’alaikumussalam warahmatullah. Lalu Adam kembali kepada Rabb-nya. Kemudian Allah berfirman kepada Adam: ‘Itu adalah ucapan tahiyyahmu dan anak keturunanmu yang kalian ucapkan sesama kalian‘”
18- H.R Imam Muslim dalam shohihnya yang di kutip oleh Imam nawawi
أَقَلّ السَّلَام أَنْ يَقُول : السَّلَام عَلَيْكُمْ , فَإِنْ كَانَ الْمُسْلِم عَلَيْهِ وَاحِدًا فَأَقَلّه السَّلَام عَلَيْك , وَالْأَفْضَل أَنْ يَقُول : السَّلَام عَلَيْكُمْ ، لِيَتَنَاوَلهُ وَمَلَكَيْهِ , وَأَكْمَل مِنْهُ أَنْ يَزِيد وَرَحْمَة اللَّه , وَأَيْضًا وَبَرَكَاته , وَلَوْ قَالَ : سَلَام عَلَيْكُمْ أَجْزَأَهُ ؛ وَاسْتَدَلَّ الْعُلَمَاء لِزِيَادَةِ : وَرَحْمَة اللَّه وَبَرَكَاته بِقَوْلِهِ تَعَالَى إِخْبَارًا عَنْ سَلَام الْمَلَائِكَة بَعْد ذِكْر السَّلَام : رَحْمَة اللَّه وَبَرَكَاته عَلَيْكُمْ أَهْل الْبَيْت ( هود : 73 ) . وَبِقَوْلِ الْمُسْلِمِينَ كُلّهمْ فِي التَّشَهُّد : السَّلَام عَلَيْك أَيّهَا النَّبِيّ وَرَحْمَة اللَّه وَبَرَكَاته
“Ucapan salam yang paling minimal adalah: Assalamu’alaikum. Kalau hanya ada satu orang Muslim, maka ucapan paling minimal adalah: Assalamu’alaika. Namun yang lebih utama adalah mengucapkan: Assalamu’alaikum, agar salam tersebut tersampaikan kepadanya dan dua Malaikatnya. Dan yang lebih sempurna lagi adalah dengan menambahkan warahmatullah, dan juga menambahkan wabarakatuh. Kalau seseorang mengucapkan: salam ‘alaikum, itu sudah mencukupi. Para ulama menganjurkan penambahan warahmatullah dan wabarakatuh dengan firman Allah Ta’ala yang mengabarkan ucapan salam Malaikat (yang artinya): ‘rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga dilimpahkan atas kalian, wahai ahlul bait‘ (QS. Hud: 73). Dan juga berdalil dengan ucapan dalam tasyahud:Assalamu’alaika ayyuhannabiy warahmatullah wabarakatuh“.
19- H.R Imam Bukhori dalam kitab adabul mufrod no.784 yang di shohihkan Imam Al-Bani riwayat dari Al-Miqdad Bin Al-Aswad R.A
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجِيءُ مِنَ اللَّيْلِ، فَيُسَلِّمُ تَسْلِيمًا لَا يُوقِظُ نَائِمًا، وَيُسْمِعُ اليقظان
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah datang (ke suatu rumah) di malam hari. Beliau bersalam dengan salam yang tidak membangunkan orang yang tidur namun bisa didengar orang yang masih terjaga”
20- H.R. Imam Ath-Thobroni dalam Musnad Asy-Syamiyyin 423, Al Marwazi dalam Ta’dhim Qadris Sholah, 359. Di shohihkan oleh Imam Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shohihah 333 dari Abu Huroiroh R.A
إذا لقِيَ أحدُكم أخاه [ فلْيُسلِّمْ عليه فإن حالت بينهما شجرةٌ أو جدارٌ أو حجرٌ ولقِيَهُ فلْيُسلِّمْ عليه
“Jika seseorang dari kalian bertemu dengan saudaranya (sesama Muslim) maka ucapkanlah salam. Jika kemudian keduanya terhalang oleh pohon atau tembok atau batu, kemudian bertemu lagi, maka ucapkanlah salam lagi”
أن النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم دخل المسجد، فدخل رجلٌ فصلَّى، ثم جاء فسلم على النبي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فرد النبي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عليه السلام، فقال : ارجع فصل، فإنك لم تصل . فصلَّى، ثم جاء فسلم على النبي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فقال : ارجع فصل، فإنك لم تصل . ثلاثا، فقال : والذي بعثك بالحق فما أحسن غيره، فعلمني
“Nabi Shollallahu’alaihi Wasallam masuk masjid. Kemudian datang seorang lelaki kemudian ia shalat. Kemudian ia mendatangi Nabi dan mengucapkan salam kepada Nabi Shollallahu’alaihi Wasallam. Nabi Shollallahu’alaihi Wasallam pun menjawab salamnya. Nabi berkata: ulangi sholatmu, karena engkau belum sholat. Orang tersebut sholat lagi. Kemudian ia mendatangi Nabi lagi dan mengucapkan salam lagi kepada Nabi Shollallahu’alaihi Wasallam. Nabi Shollallahu’alaihi Wasallam pun menjawab salamnya. Nabi berkata: ulangi sholatmu, karena engkau belum sholat. Ini terjadi sampai 3 kali. Kemudian orang tersebut berkata: demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, saya tidak tahu sholat kecuali ini, maka ajarkanlah aku sholat”
23- HR. Imam Muslim no.2018 Dari Jabir bin Abdillah
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
24- HR. ImamBukhari no. 6233, H.R ImamMuslim no. 2160 Dari Abu Huroiroh R.A
“Orang yang naik kendaraan hendaknya memulai salam kepada yang berjalan kaki. Orang yang berjalan kaki hendaknya memulai salam kepada yang sedang duduk. Rombongan orang yang sedikit hendaknya memulai salam kepada orang yang banyak”
25- Imam An-Nawawi Al-Bantani rohimahullah berkata At-Tibyan Fii Adaabi Hamalatil Qur’an hal 38-39
ويدخل على الشيخ كامل الخصال متصفا بما ذكرناه في المعلم متطهرا مستعملا للسواك فارغ القلب من الأمور الشاغلة وأن لا يدخل بغير استئذان إذا كان الشيخ في مكان يحتاج فيه إلى استئذان وأن يسلم على الحاضرين إذا دخل ويخصه دونهم بالتحية وأن يسلم عليه وعليهم إذا انصرف كما جاء في الحديث فليست الأولى أحق من الثانية ولا يتخطى رقاب الناس بل يجلس حيث ينتهي به المجلس إلا أن يأذن له الشيخ في التقدم أو يعلم من حالهم إيثار ذلك ولا يقيم أحدا في موضعه فإن آثره غيره لم يقبل اقتداء بابن عمر رضي الله عنهما إلا أن يكون في تقديمه مصلحة للحاضرين أو أمره الشيخ بذلك ولا يجلس في وسط الحلقة إلا لضرورة ولا يجلس بين صاحبين بغير إذنهما وإن فسحا
Dianjurkan ketika masuk ke majelis ilmu:👉 Beradab dengan adab yang terbaik, sama seperti yang kami paparkan tentang adab seorang guru agama.👉 Dalam keadaan bersih,👉 Sudah bersiwak,👉 Membersihkan hati dari hal-hal yang menyibukkan.👉 Jangan masuk ke dalam majelis tanpa izin, jika sang guru ngaji berada di tempat yang disyaratkan izin untuk memasukinya.👉 Masuk ke majelis sambil memberi salam kepada pada hadirin, serta mengkhususkan salam untuk sang guru. Demikian juga memberi salam ketika hendak keluar dari majelis, sebagaimana dalam hadits: “Tidaklah salam yang pertama itu lebih berhak dari salam yang kedua”.👉 Janganlah melangkahi pundak-pundak orang lain, namun duduklah di baris yang paling belakang. Kecuali jika memang diizinkan oleh sang guru, atau dari kondisi majelis saat itu memang dibutuhkan untuk menyempil ke depan, asalkan tidak membuat seseorang berdiri dari tempatnya. Jika menyempil ke depan dapat mengganggu orang lain, maka tidak boleh. Hal ini dicontohkan oleh Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma. Intinya, tidak boleh menyempil, kecuali ada maslahah atau sang guru memerintahkan hal tersebut.👉 Janganlah duduk di tengah lingkaran kecuali karena darurat.👉 Jangan duduk diantara dua orang yang sedang duduk berdua tanpa izin mereka berdua. Jika mereka mengizinkan barulah boleh untuk duduk diantara mereka.
26- HR. Imam Abu Daud no. 5231, dihasankan Imam Al-Albani dalam Shohih Imam Abi Daud Dari kakeknya seorang lelaki dari Bani Numair R.A, ia berkata:
بعثني أبي إلى رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ فقال ائتِه فأقرِئهِ السلامَ قال فأتيتُه فقلتُ إنَّ أبي يقرئُك السلامَ فقال عليكَ السلامُ وعلى أبيكَ السلامُ
27- Imam Ibnu Muflih dalam kitab Adabus Syar’iyyah mengatakan:
ولو سلم الغائب عن العين من وراء جدار أو ستر: السلام عليك يا فلان، أو سلم الغائب عن البلد برسالته أو كتابه وجبت الإجابة عند البلاغ عندنا وعندنا الشافعية لأن تحية الغائب كذلك، ويستحب أن يسلم على الرسول
“Jika orang yang berada balik tembok atau suatu penghalang mengatakan: assalamu’alaikum wahai Fulan. Atau orang yang berada di tempat lain mengirim salam melalui orang lain atau menulisnya melalui surat, wajib menjawabnya menurut madzhab kami (Hambali) dan juga menurut Syafi’iyyah. Karena tahiyyah (salam penghormatan) orang yang tidak di hadapan kita sama dengan tahiyyah orang yang di hadapan kita. Dan disunnahkan memberi salam juga kepada orang yang menyampaikan salamnya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar