Minggu, 17 November 2024

SURAT AL-FATIHAH

Surah ini termasuk Makkiyyah, terdiri dari tujuh ayat, dan turun setelah surah alMuddatstsir.

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ, الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ, مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ, اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ, صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Qlroo'aat

(مٰلِكِ) dibaca:

1.(مٰلِكِ) dengan wazan faa'il dan berharakat kasrah. Ini adalah bacaan Ashim dan alKisa'i, juga merupakan bacaan banyak sahabat, antara lain: Ubaiy, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas.

2.(مٰلِكِ) dengan wazan fa'il dan berharakat kasrah. Ini adalah bacaan para imam yang lain; juga merupakan bacaan Zaid bin Tsabit, Abu Darda', Ibnu Umar dan banyak lagi sahabat dan tabi'in lainnya.

3.(الصِّرَاطَ)dibaca:

1.(الصِّرَاطَ) dengan huruf shod. Ini adalah bacaan jumhur. Inilah yang paling fasih, dan merupakan dialek suku Quraisy. 

2.(الصِّرَاطَ) dengan huruf sin, sesuai dengan asal katanya. Ini adalah bacaan Qunbul

{عَلَيْهِمْ}dibaca:

1. عَلَيْهِمْ dengan huruf ha dibaca kasrah dan huruf mim dibaca sukun. Ini adalah bacaan jumhur. 

2. عَلَيْهِمْ dengan huruf ha dibaca dhammah dan huruf mim dibaca sukun. Ini adalah bacaan Hamzah.

KATNDUNGAN SURAH 

Surah ini berisi makna-makna Al-Qur'an yang agung, mencakup pokok-pokok dan cabang-cabang agama, membahas akidah, ibadah, tasyri', iman kepada hari kebangkitan, iman kepada asma'ul-husna (nama-nama Allah yang agung); pengkhususan ibadah, permohonan pertolongan, dan doa hanya kepada Allah; perintah untuk memohon diberi hidayah ke agama yang benar dan jalan yang lurus dan dihindarkan dari jalan orang-orang yang menyimpang dari hidayah Allah Ta'ala.

NAMA NAMA SURAH lNI 

Menurut al-Qurthubi, surah al-Faatihah punya dua belas nama, antara lain: ash-Shalaah, dengan dalil hadits Qudsi,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ».

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.” Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata, “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”  (HR. Muslim no. 395). Juga dalam hadits di atas disebut pula bahwa Al Fatihah disebut pula Ummul Qur’an.


Surah Al-Hamdu, karena di dalamnya disebutkan kata Al-hamdu (Puiian). Faatihatul-Kitaab, karena dia menjadi pembuka bacaan dan tulisan Al-Qur'an serta menjadi bacaan pembuka dalam shalat. Ummul-Kitab, menurut pendapat jumhur. Ummul Qur'an, menurut pendapat jumhur; dengan dalil sabda Rasulullah, 
Dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

الحمدُ للَّهِ ربِّ العالمينَ أمُّ القرآنِ، وأمُّ الْكتابِ، والسَّبعُ المثاني

“(Surah) Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin (yaitu Al-Fatihah) adalah Ummul Qur’an dan Ummul Kitab serta As-Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang).” (HR. Abu Dawud, Sahih)

Al-Matsaani, karena surah ini diulangi bacaannya dalam setiap rakaat. Al-Qur'anul Azhim, karena surah ini mencakup seluruh ilmu dan tujuan utama Al-Qur'an. Surat 
Az-Zukhruf: 4

وَاِنَّهٗ فِيْٓ اُمِّ الْكِتٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ۗ

Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي ، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ

“(Surah) Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin, ia disebut As-Sab’ul Matsani dan disebut juga Alquran Al-‘Azhim yang dianugerahkan kepadaku.”

Asy-Syifaa', dengan dalil sabda Rasulullah Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah yang menjelaskan.

فَاتِحَةُ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِنَ كُلِّ السَّمِّ

Fatihatul kitab adalah obat bagi yang terkena racun. (HR abu Syaikh dalam At-Tsawab dan Al-Baihaqi: V/378)

Sedangkan Abdul Malik bin Umair berkata, Rasulullah bersabda. HR Darimi dari Abdul Malik bin Umair dengan lafal:

فَاتِحَةُ الْكِتَابِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ

Dalam Fatihatul kitab terdapat obat untuk segala penyakit.

Ar-Ruqrah, dengan dalil sabda Rasulullah saw. kepada seorang sahabat yangme-ruryah seorang kepala suku dengannya, dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri berikut ini,

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانُوا فى سَفَرٍ فَمَرُّوا بِحَىٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَلَمْ يُضِيفُوهُمْ. فَقَالُوا لَهُمْ هَلْ فِيكُمْ رَاقٍ فَإِنَّ سَيِّدَ الْحَىِّ لَدِيغٌ أَوْ مُصَابٌ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ نَعَمْ فَأَتَاهُ فَرَقَاهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَبَرَأَ الرَّجُلُ فَأُعْطِىَ قَطِيعًا مِنْ غَنَمٍ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَهَا. وَقَالَ حَتَّى أَذْكُرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-. فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ. فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا رَقَيْتُ إِلاَّ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. فَتَبَسَّمَ وَقَالَ « وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ ». ثُمَّ قَالَ « خُذُوا مِنْهُمْ وَاضْرِبُوا لِى بِسَهْمٍ مَعَكُمْ »

Dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu berada dalam safar (perjalanan jauh), lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para  sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an, -pen) karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. Akhirnya, pembesar tersebut sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al Fatihah adalah ruqyah (artinya: bisa digunakan untuk meruqyah, -pen)?” Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.”  (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201). Imam Nawawi membuat Bab dalam Shahih Muslim tentang bolehnya mengambil upah dari ruqyah dengan Al Qur’an atau dzikir.

Al-Asaas, dengan dalil perkataan Ibnu Abbas: "Asas segala kitab adalahAl-Qur'an, asas Al-Quian adalah al-Faatihah, dan asas al-Faatihah adalah bismillaahir-rahmaanir-rahiim." Al-Waafiyah, karena surah ini tidak dapat dibagi menjadi dua dan tak dapat diringkas, jadi, tidakboleh, menurut jumhur, membagi surah AlFaatihah menjadi dua dalam dua rakaat. AlKaafiyah, karena ia mencukupi sebagai pengganti surah-surah lainnya, sementara yang lainnya tidak mencukupi sebagai penggantinya. Itulah nama-nama surah al-Faatihah. Nama yang paling terkenal ada tiga: Al-Faatihah, Ummul-Kitab, dan As-Sab'ul-Matsaani. "Surah" artinya satu kelompok dari Al-Qur'an yang terdiri atas tiga ayat atau lebih, yang memiliki nama yang dikenal berdasarkan riwayat yang sah.

Mufradaat Lughawlyyah
{اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ) tunjukkanlah dan bimbinglah kami ke jalan yang mengarah kepada kebenaran, perlihatkanlah kepada kami jalan hidayah-Mu yang mengantarkan kami kepada keakraban dan kedekatan dengan-Mu. Ash-Shiraatul-mustaqiim adalah jalan tengah, jalan Islam yang dengannya Engkau utus para nabi dan para rasul-Mu, dan dengan risalahrisalah mereka Engkau menutup risalah nabi terakhir. Ia adalah himpunan hal-hal yang mengantarkan kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat, yang meliputi akidah, hukum, etika, dan tasyri' agama, seperti ilmu yang benar tentang Allah, kenabian, dan kondisi-kondisi kemasyarakatan.
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ artinya: jatan orangorang yang Engkau beri anugerah, yaitu nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh terdahulu; dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. 
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ artinya: fanganlah Engkau jadikan kami bersama orang-orang yang menyimpang dari jalan yang lurus, yang dijauhkan dari rahmat Allah, yang dihukum dengan siksa paling bera! sebab mereka sudah tahu kebenaran tetapi malah meninggalkannya dan mereka memilih jalan yang sesat. |umhur berpendapat bahwa "orang-orang yang dimurkai" adalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar