Jumat, 01 November 2024

saints

 

Al-Mujadalah 11

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Az-Zumar 9

اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ ࣖ

(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

Al-Baqarah 31

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”

Yusuf 76

فَبَدَاَ بِاَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاۤءِ اَخِيْهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِّعَاۤءِ اَخِيْهِۗ كَذٰلِكَ كِدْنَا لِيُوْسُفَۗ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ اَخَاهُ فِيْ دِيْنِ الْمَلِكِ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗنَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِيْ عِلْمٍ عَلِيْمٌ

Maka mulailah dia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan (piala raja) itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf. Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui.

An-Nahl 70

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ ࣖ

Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa.

Al-Qur'anul Karim tetap menjadi mukjizat yang abadi dalam Islam, dan mukjizat ini terus diperkuat oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Al-Quran disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad untuk membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya, serta untuk memberi arahan kepada mereka menuju jalan yang benar. Rasulullah menyampaikan Al-Quran kepada para sahabatnya sehingga mereka dapat memahaminya dengan insting mereka sendiri. Jika mereka mengalami kesulitan dalam memahami ayat tertentu, mereka langsung bertanya kepada Rasulullah SAW. Al-Quran telah menjadi subjek dalam bidang ilmu, termasuk pemahaman mengenai cara Al-Quran mengulas mengenai sains dan teknologi. Sains serta teknologi dipandang sebagai kebutuhan yang menjadi sarana bagi manusia dalam memenuhi peran mereka sebagai khalifah dan hamba Allah. Akan dipaparkan hubungan antara Al-Quran dan kemajuan sains serta teknologi dalam sejarah. Dilakukan penelusuran terhadap peran Al-Quran dalam evolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta analisis sikap umat Islam pada masa lampau terhadap Al-Quran yang memungkinkan mereka menjadi penggerak utama dalam peradaban global, terutama ketika Eropa tengah mengalami fase kegelapan yang dikenal sebagai the Dark Age. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, secara mutlak menjadi pedoman utama bagi pengikutnya. Selain menjadi panduan hidup, AlQuran juga menjadi sumber hukum, ilmu, dan aspek-aspek kehidupan umat Muslim dari kelahiran hingga kematian. Isi Al-Quran yang mencakup berbagai bidang kehidupan manusia seperti filsafat, agama, pendidikan, sosial, ekonomi, teknologi, bahkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan keluarga, telah terbukti sebagai fakta yang valid. Ilmu pengetahuan adalah suatu bentuk pengetahuan yang terstruktur dengan baik, menggunakan kekuatan pikiran, di mana informasi yang dikumpulkan dapat selalu diperiksa dan dinilai secara kritis. Fokus utama ilmu pengetahuan adalah untuk lebih memahami dan mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan. Pada dasarnya, ilmu pengetahuan muncul dari dorongan alami manusia yang ingin mengetahui lebih dalam tentang hal-hal di sekitarnya. Hubungan antara sains dan Al-Quran, yang kemudian dikenal sebagai "Sains Teistik", telah berkembang seiring waktu. Meskipun telah ada usaha untuk mengaitkan penemuan ilmiah dengan ayat-ayat AlQuran atau menafsirkan Al-Quran dengan mempertimbangkan temuan sains, hal itu sejalan dengan pandangan umum masyarakat Muslim bahwa Al-Quran adalah sumber pengetahuan yang mutlak. Al-Quran memberikan petunjuk untuk pengembangan sains, bukan untuk membuktikan kebenarannya, karena Al-Quran adalah pedoman agama yang tanpa keraguan dan kebenarannya sudah dijamin. Usaha untuk membuktikan bukanlah upaya untuk menyangkal nilai petunjuknya; sebaliknya, pengembangan sains dengan bimbingan Al-Quran bertujuan untuk mengungkap misteri ilmiah demi kebaikan kehidupan manusia dan kelangsungan dunia.

Selain menjadi panduan kehidupan bagi umat Muslim, Al-Quran juga berisi banyak ayat yang mendorong kaum Muslim untuk mengejar ilmu pengetahuan selama hidup mereka, karena Allah SWT akan meninggikan kedudukan orang-orang yang memiliki pengetahuan. Menurut firman dari Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Al-Quran, sebagai dasar ajaran Islam, terbukti tidak hanya mengatur aspek ibadah semata, tetapi juga mencakup ayat-ayat yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Banyak ayat dalam Al-Quran dan juga Hadits memberikan petunjuk mengenai berbagai bidang ilmu, seperti biologi, sejarah, astronomi, dan berbagai disiplin lainnya (Muhammad Roihan Daulay 2021, 97). Namun, sebagian besar dari kita belum menyadari hal ini. Padahal, jika petunjuk-petunjuk ilmu pengetahuan dan teknologi ini dapat disampaikan kepada manusia pada zaman sains dan teknologi seperti saat ini, hal itu dapat menjadi faktor yang memperkuat keyakinan umat Muslim dan menjadi cara yang paling efektif untuk menarik minat banyak orang untuk memeluk agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. 

Secara umum, umat Islam memahami bahwa Al-Quran adalah kitab suci dalam agama Islam. Keyakinan ini sangat kuat karena Al-Quran dianggap sebagai Kitab Suci Islam yang berasal dari Allah melalui katakatanya.(Tamlekha 2021, 105) Begitu luar biasanya Al-Quran karena sebagai petunjuk dari Allah Yang Maha Suci, ia dapat menjadi panduan hidup untuk segala zaman: masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Singkatnya, Al-Quran berisi nilai-nilai yang komprehensif dan abadi. Ini termasuk dalam konsep hubungan antar bangsa saat ini, seperti dalam era globalisasi yang disertai dengan krisis moral dan sosial yang memerlukan solusi. Kehadiran yang begitu kaya, luas dan mendalam dalam Al-Quran yang memuat segala aspek kehidupan yang bernilai tinggi, memiliki potensi besar jika manusia mampu memahami isinya dengan kecerdasan mereka.

Menurut Achmad Baiquni, semua pengetahuan yang dibutuhkan manusia sebenarnya tersedia dalam Al-Quran.(Iryani 2017, 69) Al-Quran merupakan panduan utama ilmu pengetahuan yang mencakup segala hal tanpa kecuali. Semua aspek kehidupan manusia diatur di dalamnya, termasuk yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dan Allah (Hablum minallah), hubungan antar sesama manusia (Hablum minannas), serta aspek-aspek ilmu seperti kepercayaan, sosial, alam, lingkungan, pengetahuan empiris, agama, umum, dan ilmu lainya. Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-An’am ayat 38 yang berbunyi:

 وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.

Surah Al-Alaq (96) ayat 1-5 adalah surah pertama yang diturunkan. Ayat pertama memerintahkan untuk

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

 "iqra'," yang berarti "bacalah." Iqra' memiliki makna membaca, menyampaikan, mengkaji, menyelidiki, dan memperoleh pengetahuan tentang sesuatu. Ini menunjukkan bahwa membaca dianggap sebagai sarana pembelajaran yang penting. Ini menegaskan pentingnya bagi manusia untuk mengejar pengetahuan dengan membaca dan mempelajari segala hal dalam alam semesta. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa dalam perintah "membaca," nama Allah disebut sebagai Pencipta alam semesta. Ini menyarankan bahwa dalam mencari pengetahuan, manusia seharusnya menghormati Tuhan yang Maha Esa.Sebagian ahli tafsir berpendapat, ar-Razi misalnya, bahwa yang dimaksud dengan “iqra” dalam ayat pertama itu berarti “belajar” dan “iqra” yan kedua berarti “mengajar”. Atau yang pertama berarti “bacalah dalam shalatmu” dan yang kedua berarti “bacalah di luar shalatmu” Sementara itu, ayat tersebut menegaskan bahwa pembelajaran harus dilakukan dengan menyebut nama Allah agar sesuai dengan ajaran Islam. Pada ayat 2 

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

menggambarkan keagungan Allah dalam penciptaan manusia dari segumpal darah. Ini mengingatkan manusia untuk memperhatikan dengan seksama kebesaran Tuhan dalam penciptaan, sebagai panduan dalam mengejar pengetahuan. Selanjutnya, pada ayat 3,

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

 Allah kembali menekankan kembali dengan kalimat "Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia". Pesan ini menunjukkan signifikansi membaca dan mengeksplorasi segala hal di dunia ini. Ayat 4

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

Yang mengajar (manusia) dengan pena.

 menguatkan fakta bahwa Tuhan yang Maha Esa yang mengajar manusia melalui pena. Penggunaan kata "pena" di sini mengacu pada pentingnya menulis sebagai sarana pembelajaran. Manusia diajak untuk mencatat, mendokumentasikan, dan menulis semua yang diamati dalam setiap kejadian di dunia ini.Zamakhsyari berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan “qalam” adalah “tulisan”. Karena tanpa tulisan semua ilmu tidak dapat dikodifikasikan, seandainya tidak ada tulisan maka tidaklah tegak persoalan agama dan dunia Kemudian, pada ayat 5, 

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

dipastikan bahwa sebagai manusia, kita tidak memiliki pengetahuan yang mutlak; hanya Allah yang memberi manusia kemampuan belajar melalui membaca, menulis, mengamati, menyelidiki, dan mengkaji alam semesta ini dengan izin-Nya. Surah Al-Alaq ayat 1-5 menegaskan pentingnya membaca dan menulis dalam memperoleh pengetahuan, serta merenungkan keagungan Tuhan dalam penciptaan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar