اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَاسْتَظْهَرَهُ، وَحَفِظَهُ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ، وَشَفَّعَهُ فِيْ عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدْ وَجَبَتْ لَهُمْ النَّارَ
“Barang siapa membaca al-Quran lalu mempelajarinya dan menghafalkannya, Allah akan memasukkannya ke dalam Surga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah ditetapkan untuk masuk neraka.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 2436)
Dr. Abdul ‘Aly Abdul Hamid Hamid, muhaqqiq kitab Syu’abul Iman, menilai sanad hadits tersebut dhaif.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,beliau bersabda,
مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
“Orang yang membaca al-Quran sementara ia telah menghafalnya, maka ia bersama para Malaikat yang baik dan mulia.” (HR. Al-Bukhari no. 4653)
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu’ disebutkan,
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنْ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ
“Orang yang jiwanya tidak terisi dengan al-Quran sedikit pun, seperti rumah yang hampir runtuh.” (HR. At-Tirmidzi no. 2913, ia berkata: hadits ini hasan shahih)
تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ وَاقْرَءُوهُ فَإِنَّ مَثَلَ الْقُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوحُ رِيحُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَمَثَلُ مَنْ تَعَلَّمَهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ وُكِئَ عَلَى مِسْكٍ
“Pelajarilah al-Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari al-Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misk, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur—dan dalam dirinya terdapat hafalan al-Quran—adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambung dengan minyak misk.” (HR. At-Tirmidzi no. 2876, ia berkata: hadits ini hasan)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ، فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ زِدْهُ، فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ: يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ، فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
“Penghafal al-Quran akan datang pada hari Kiamat, kemudian al-Quran berkata,‘Wahai Rabbku, bebaskanlah dia.’ Kemudian orang itu dipakaikan mahkota kehormatan. Al-Quran kembali meminta,‘Wahai Rabbku, tambahkanlah.’ Maka orang itu dipakaikan jubah kehormatan. Kemudian al-Quran memohon lagi,‘Wahai Rabbku, ridhailah dia.’ Maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu,‘Bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat Surga),’ dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi no. 2915, ia berkata: hadits ini hasan shahih)
Dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَإِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ فَيَقُولُ لَهُ: هَلْ تَعْرِفُنِي؟ فَيَقُولُ: مَا أَعْرِفُكَ. فَيَقُولُ لَهُ: هَلْ تَعْرِفُنِي؟ فَيَقُولُ: مَا أَعْرِفُكَ؟ فَيَقُولُ: أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الْهَوَاجِرِ وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ وَإِنَّكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ. فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا، فَيَقُولَانِ: بِمَ كُسِينَا هَذِهِ؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ. ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: اقْرَأْ وَاصْعَدْ فِي دَرَجَةِ الْجَنَّةِ وَغُرَفِهَ
“Pada hari Kiamat nanti, al-Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al-Quran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya,‘Apakah Anda mengenalku?’
Penghafal tadi menjawab,‘Saya tidak mengenalmu.’
Al-Quran berkata,‘Saya adalah kawanmu, al-Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak bisa tidur di malam hari. Setiap pedagang akan memperoleh keuntungan dari dagangannya dan kamu pada hari ini memperoleh keuntungan dari semua dagangan.’
Penghafal al-Quran tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia seluruhnya.
Kedua orang tua itu bertanya,‘Kenapa kami diberi pakaian seperti ini?’
Kemudian dijawab,‘Karena anakmu hafal al-Quran.’
Kepada penghafal al-Quran tadi diperintahkan,‘Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat Surga dan kamar-kamarnya’.” (HR. Ahmad no. 22441) Nuruddin al-Haitsami berkata: Rijal dalam hadits tersebut adalah rijal sahih. (Majma’ az-Zawa’id, al-Haitsami, 7/159)
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا تُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَا كُسِيْنَا هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ
“Siapa yang membaca al-Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya,‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab,‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al-Quran’.” (HR. Al-Hakim no. 2132, ia berkata: hadits ini sahih berdasarkan syarat Imam Muslim)
Dari Buraidah al-Aslami, ia berkata, Rasulullah bersabda,
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا تُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ: بِمَا كُسِيْنَا هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ
“Siapa yang membaca al-Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya,‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab,‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al-Quran’.” (HR. Al-Hakim no. 2132, ia berkata: hadits ini sahih berdasarkan syarat Imam Muslim)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ؛ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sungguh Allah memiliki keluarga yang terdiri dari manusia.”
“Ya Rasulullah, siapakah mereka?” Tanya seorang sahabat.
Rasul menjawab,
“Mereka ialah Ahlul Quran (orang yang membaca, menghafalkan, dan mengamalkan al-Quran). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa bagi Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 215)
Abu al-Hasan al-Hanafi atau yang dikenal dengan as-Sindi berkata, dalam kitab az-Zawaid disebutkan bahwa sanad hadits ini sahih. (Hasyiyah as-Sindi ‘ala Ibni Majah, as-Sindi, 1/93)
Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
حَمَلَةُ الْقُرْآنِ عُرَفَاءُ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Para pembaca al-Quran adalah orang-orang arif di antara penduduk Surga.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir no. 2899)
Al-Haitsami berkata: Dalam hadits tersebut terdapat Ishaq bin Ibramim bin Said al-Madini, ia dhaif. (Majma’ az-Zawaid, al-Haitsami, 7/161)
إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ: إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ
“Termasuk perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati muslim yang sudah tua, hafiz al-Quran yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan al-Quran tidak diamalkan, serta penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud no. 4843. Dinilai sahih oleh Syekh al-Albani)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يُعَذِّبَ قَلْبًا وَعَى القُرْآنَ وَإِنَّ هَذَا القُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَمَنْ دَخَلَ فِيْهِ فَهُوَ آمِنٌ وَمَنْ أَحَبَّ الْقُرْآنَ فَلْيُبْشِرْ
“Bacalah al-Quran, karena Allah ta’ala tidak menyiksa orang yang hatinya menghayati al-Quran. Al-Quran adalah perjamuan Allah, siapa yang menghadirinya ia akan aman. Dan barang siapa yang mencintai al-Quran, hendaknya ia bergembira.” (At-Tibyan, Imam an-Nawawi, 20)
Hadits di atas tidak berasal dari satu atsar, ia berasal dari tiga atsar yang berbeda. Kalimat pertama adalah hadits mauquf dari Abu Umamah, Ibnu Hajar rahimahullah menilai sahih sanad hadist tersebut (Fathul Bari, Ibnu Hajar, 8/698).
Kalimat kedua (HR. Ad-Darimi no. 3365) dan ketiga (HR. Ad-Darimi no. 3367) adalah hadits mauquf dari Ibnu Mas’ud. Muhaqqiq kitab Musnad ad-Darimi, cet. Darul Mughni, menilai sahih sanad kedua hadits tersebut (Musnad ad-Darimi, ad-Darimi, 4/2093).
Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَوْ أَنَّ الْقُرْآنَ جُعِلَ فِي إِهَابٍ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ مَا احْتَرَقَ
“Andai al-Quran dihimpun dalam satu kulit kemudian dilemparkan ke neraka, niscaya ia tidak akan terbakar.” (HR. Ahmad no. 16914. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam silsilah ash-shahihah no. 3562)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
“Orang yang mengimami shalat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca (hafal) al-Quran.” (HR. Muslim no. 673)
Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ. ثُمَّ يَقُولُ: أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ؟ فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ
“Rasulullah pernah menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam Perang Uhud dalam satu pakaian (kafan), kemudian Nabi bertanya, ‘Dari mereka berdua siapakah yang paling banyak hafal al-Quran?’ Apabila ada orang yang bisa menunjukkan kepada salah satunya, Nabi memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.” (HR. Al-Bukhari no. 1278)
Uqbah bin Amir al-Juhani radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّكُمْ لَنْ تَرْجِعُوا إِلَى اللَّهِ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ شَيْءٍ خَرَجَ مِنْهُ يَعْنِي الْقُرْآنَ
“Sungguh kamu tidak akan kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang paling Ia cintai dari sesuatu yang berasal dari-Nya yaitu al-Quran.”(HR. Al-Hakim no. 3703, ia berkata: sanad hadits ini sahih)
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عَدَدُ دَرَجِ الْجَنَّةِ عَدَدُ آيِ الْقُرْآنِ فَمَنْ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ فَلَيْسَ فَوْقَهُ دَرَجَةٌ
“Tingkatan-tingkatan surga sejumlah bilangan ayat-ayat al-Quran. Maka penghuni surga dari kalangan ahli Quran adalah penghuni tingkatan teratas, di mana tidak ada lagi tingkatan surga setelahnya.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abi Iman no.1998. Al-Hakim berkata: sanad hadits ini sahih, tetapi ia syadz)
Dalam hadits lain, Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan,
إِنَّ عَدَدَ دَرَجِ الْجَنَّةِ عَدَدُ آيِ الْقُرْآنِ فَمَنْ دَخَلَ الْجَنّةَ مِمَّنْ قَرَأَ القُرْآن لمْ يَكُنْ فَوْقَهُ أحَدٌ
“Tingkatan-tingkatan surga sejumlah bilangan ayat-ayat al-Quran. Maka penghuni surga dari kalangan pembaca al-Quran adalah penghuni tingkatan surga tertinggi, tidak ada penghuni surga di atasnya.” (Al-Jami’ ash-Shaghir, as-Suyuthi, 4690—Maktabah asy-Syamilah)
Syaikh al-‘Azizi menilai hadist di atas derajatnya sahih. (As-Siraj al-Munir Syarah al-Jami ash-Shaghir, al-‘Azizi, 2/98)
https://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat
https://almanhaj.or.id/82410-keutamaan-membaca-dan-menghapal-al-quran-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar