Sabtu, 28 September 2024

JAMINAN ORANG BERIMAN

 JAMINAN ORANG BERIMAN

AL-FUSHILAT 30

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

Al-Ma'idah - الماۤئدة ayat 9-10

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar.

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka.

Muhammad 15

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗفِيْهَآ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّاۤءٍ غَيْرِ اٰسِنٍۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚوَاَنْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ەۚ وَاَنْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗوَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَاۤءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَاۤءَهُمْ

Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-potong?

At-Taubah - التوبة Ayat 72

وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ

Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.

Al-Baqarah - البقرة Ayat 25

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.

Al-Mu'minun 1-11

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ

(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya,

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ

dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوْنَ ۙ

dan orang yang menunaikan zakat,

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ

dan orang yang memelihara kemaluannya,

اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ

kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.

فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعٰدُوْنَ ۚ

Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ

Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ۘ

serta orang yang memelihara salatnya.

اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ ۙ

Mereka itulah orang yang akan mewarisi,

الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

(yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Ar-Ra'd - الرّعد AYAT 23

جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ

(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

Al-A'raf - الاعراف Ayat 96

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

An-Nahl - النحل Ayat 97

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Al-Anfal - الانفال Ayat 29

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.

Al-Ahzab - الاحزاب Ayat 70-71

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,

يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.

Minggu, 22 September 2024

CINTA BERTASBIH

 CINTA BERTASBIH

إذا التَبَسَ عَلَيْكَ أمْرانِ فانْظُرْ أثْقَلَهُما عَلى النَّفْسِ فَاتَّبِعْهُ، فَإنَّهُ لا يَثْقُلُ عَلَيْها إلّا ما كانَ حَقّاً

Apabila ada dua hal yang membuat kalian bingung (memilihnya), maka perhatikanlah mana yang lebih memberatkan hawa nafsu kalian, lalu ikutilah. Sebab, tidak akan memberatkan hawa nafsu selain hal yang benar

مِنْ عَلاماتِ اتِّباعِ الهَوى المُسارَعَةُ إلى نَوافِلِ الخَيْراتِ، وَالتَّكاسُلُ عَنِ القِيامِ بِالواجِباتِ

Di antara tanda memperturutkan hawa nafsu adalah bergegas dalam amalah sunnah, namun malas dalam melaksanakan amalan wajib.

رُبَّما وَرَدَتِ الظُّلَمُ عَلَيْكَ، لِيُعَرِّفَكَ قَدْرَ ما مَنَّ بِهِ عَلَيْكَ

Kadang kegelapan mendatangimu, karena Allah hendak menyadarkanmu atas besarnya nikmat yang telah Dia berikan kepadamu

مَنْ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَ النِّعَمِ بِوجْدانِها عَرَفَها بِوُجودِ فُقْدانِها

Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya, maka ia akan mengetahuinya tatkala sudah terlepas dari dirinya (nikmat itu)

تَمَكُّنُ حَلاوَةِ الهَوى مِنَ القَلْبِ هُوَ الدّاءُ العُضالُ

Manisnya hawa nafsu yang telah menguasai qalbu adalah penyakit yan g sangat sulit untuk disembuhkan

لا يُخْرِجُ الشَّهْوَةَ مِنَ القَلْبِ إلّا خُوْفٌ مُزْعِجٌ أوْ شَوْقٌ مُقْلِقٌ

Tidak ada yang bisa mengusir ajakan syahwat (yang menyesatkan) dari hati, kecuali rasa takut (kepada Allah) yang menggetarkan atau rasa rindu (kepada Allah) yang menggelisahkan

Rabu, 18 September 2024

10 Keistimewaan Nabi Muhammad SAW

 Surat Asy-Syuuro: 52

وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗمَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَا ۗوَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,

Surat Al-An'am: 153

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.

Surat Al-Ahqof: 30

قَالُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

10 Keistimewaan Nabi Muhammad SAW

أَنَا أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا فَخْرَ
Saya orang yang pertama masuk surga di hari kiamat. Dan bukan untuk sombong. (HR. Ahmad)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
hadits Anas bin Malik,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Lalu aku minta dibukakan. Maka penjaga pintu Surga berkata, ‘Siapakah engkau?’ Lalu aku jawab,’Aku Muhammad’. Lantas malaikat tersebut berkata,’Aku diperintahkan dengan sebab engkau. Aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelum engkau’.” (HR Muslim)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى
hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,
Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda : “Kami adalah umat terakhir, namun pertama pada hari kiamat. Kamilah yang pertama kali masuk surga. Walaupun mereka mendapatkan kitab suci sebelum kami dan kami mendapatkan kitab suci setelah mereka. Lalu mereka berselisih dan kami ditunjukkan Allah kepada kebenaran dalam hal yang mereka perselisihkan. Inilah hari mereka, yang mereka berselisih padanya, dan Allah tunjukkan kepada kita”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi: “Hari Jum’at, adalah hari kita, dan esoknya hari Yahudi, dan setelah esok adalah hari Nasrani. [HR Muslim].
مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَّبِيًّا وَرَسُوْلاً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ
Artinya: Barangsiapa yang ridha kepada Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan rasul-Nya, wajib baginya surga. (HR Muslim)
Hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ : مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ : مُحَمَّدٌ ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
Pada hari kiamat, aku mendatangi pintu surga, lalu aku minta agar dibukakan. Sang penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?”Aku jawab, “Muhammad.”Kemudian penjaga ini menyatakan, “Aku diperintahkan untuk membuka karenamu. Tidak akan aku buka pintu surga bagi siapapun sebelum kamu.” (HR. Muslim 507)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
أَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ
“Saya adalah nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. Dan saya orang yang pertama kali mengetuk pintu surga.” (HR. Muslim 505, Ibnu Hibban 6481 dan yang lainnya).



Senin, 16 September 2024

FENOMENA ALAM DALAM ALQUR'AN

 FENOMENA ALAM DALAM ALQUR'AN

1. Hujan meteor

Dalam ajaran agama Islam, jatuhnya meteor memiliki makna tersendiri. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam kitab suci Alquran Surat As-Saffat Ayat 6 sampai 10:

اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِزِيْنَةِ ِۨالْكَوَاكِبِۙ

Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang

وَحِفْظًا مِّنْ كُلِّ شَيْطٰنٍ مَّارِدٍۚ

Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka,

لَا يَسَّمَّعُوْنَ اِلَى الْمَلَاِ الْاَعْلٰى وَيُقْذَفُوْنَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍۖ

mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru,

دُحُوْرًا وَّلَهُمْ عَذَابٌ وَّاصِبٌ

untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal,

اِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌ

kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.

2. Gunung bergerak

Kejadian alam gunung bergerak sama persis seperti dijelaskan dalam Alquran Surat An-Naml Ayat 88

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَفْعَلُوْنَ

Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

3. Alam semesta mengalami perluasan

Dalam salah satu surat Alquran, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman bahwa alam semesta mengalami perluasan setiap harinya:QS Az-Zariyat: 47

وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ

Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.

4. Air laut pasang surut

Penyebab air laut pasang surut salah satunya karena keberadaan bulan. Sesungguhnya jarak antara benda-benda di angkasa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gravitasi.QS Ar-Rahman: 5

اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍۙ

5. Air laut dan tawar tidak bisa bercampur

Fenomena sungai di bawah laut ini ditemukan llmuwan asal Prancis Jacques Yves Cousteau saat menelusuri bawah laut di Cenota Angelita, Mexico. Dia menemukan air tawar di antara air laut yang asin.

Air laut dan tawar tidak bisa bercampur karena adanya pembatas di antara pertemuan dua jenis air ini. Hal itu telah jauh lebih dulu dijelaskan di dalam Alquran.QS Al Furqan: 53

۞ وَهُوَ الَّذِيْ مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَّهٰذَا مِلْحٌ اُجَاجٌۚ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَّحِجْرًا مَّحْجُوْرًا

Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.

6. Ledakan Big Bang

Dalam sebuah artikel yang dimuat pada Oktober 2014, Scientific American menuliskan teori Big Bang adalah satu-satunya teori yang dapat menjelaskan awal mula alam semesta.

Namun jauh sebelum teori Big Bang dikemukakan ilmuwan, ayat suci Alquran telah menjelaskan lengkap terkait terbentuknya alam semesta.QS Al Anbiya: 30

اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?

7. Awan cumulonimbus

Awan cumulonimbus punya efek mengerikan terhadap cuaca. Wujudnya sendiri terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah dan tetes-tetes salju (kristal-kristal es) pada bagian atas.

Buku "Miracles of Alquran and As-Sunnah" menerangkan karakteristik awan cumulonimbus mirip seperti digambarkan dalam Alquran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman QS An-Nur: 43

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.

8. Banjir dahsyat

Alquran menyebutkan terjadinya banjir dahsyat saat zaman Nabi Nuh Alaihissallam. Banjir bandang itu sebagai balasan yang secara khusus Allah Subhanahu wa Ta'ala timpakan kepada kaum Nabi Nuh.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman QS Al Furqan: 37

وَقَوْمَ نُوْحٍ لَّمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ اَغْرَقْنٰهُمْ وَجَعَلْنٰهُمْ لِلنَّاسِ اٰيَةًۗ وَاَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ عَذَابًا اَلِيْمًا ۚ

Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;

9. Bulan terbelah

Kejadian alam patahan atau tanda yang terlihat bulan pernah terbelah itu sudah jauh lebih lama disebutkan dalam salah satu ayat di kitab suci Alquran. QS Al Qamar: 1

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.

10. Fenomena hujan darah

Fenomena hujan darah atau hujan berwarna merah pernah terjadi pada tahun 2008. Bakteriolog setempat memastikan darah jatuh pada sebuah komunitas kecil di La Sierra, Choco, Kolombia. Sebagian sampel diambil dan analisis, hasilnya menunjukkan bahwa air itu darah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah jauh lebih dulu memperingatkan kejadian alam ini dalam firman-Nya QS Al A'raf: 133

فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍۗ فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ

Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

11. Api di dasar laut 

SURAT AT-THUR 1-8

Dalam sebuah penelitian, ahli geologi asal Rusia bernama Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov seorang ilmuwan asal AS menemukan api di dasar laut. Temuan tersebut ditemukan saat mereka menyelam di pantai Miami pada kedaman 1.750 kilometer. Di sana terlihat lava cair yang mengalir dan abu vulkanik. Suhu di dalamnya juga mencapai 231 derajat celcius.

وَالطُّوْرِۙ وَكِتٰبٍ مَّسْطُوْرٍۙ فِيْ رَقٍّ مَّنْشُوْرٍۙ وَّالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِۙ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوْعِۙ وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِۙ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌۙ مَّا لَهٗ مِنْ دَافِعٍۙ

“Demi bukit, dan kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma’mur, dan atap yang ditinggikan(langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya.”

12. Garis edar tata Surya 

SURAT AL-ANBIYA 33

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

13. Siang dan Malam

SURAT ALI IMRON 189-190

وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ࣖ

Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,

14. Gunung Pelangi di China

Gunung Pelangi berada di area Taman Nasional Zhangye-Danxia Geological Park. Kota terdekatnya yaitu Zhangye yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Gansu, China.
Gunung Pelangi karena gunung ini memiliki warna-warni yang seperti pelangi. Ada warna merah, oranye, putih, hingga biru, mirip seperti spektrum warna pelangi.
Allah menciptakan gunung-gunung yang di antaranya ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warna, dan ada pula yang hitam pekat.

SURAT AL-FATHIR 27

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ ثَمَرٰتٍ مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا ۗوَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ ۢبِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ

Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.

15. Sidik jari manusia
Sebelum akhir abad ke-19, orang menganggap sidik jari sekadar lengkungan pada jari tanpa arti. Padahal, sidik jari manusia diciptakan berbeda-beda sebagai tanda pengenal. Bahkan mereka yang terlahir kembar identik pun, memiliki pola sidik jari yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Sir Francis Golt akhirnya membuat sidik jari menjadi metode ilmiah identifikasi pada 1880. Kesempurnaan jari manusia ini dijelaskan dalam Al Quran dalam surah Al-Qiyamah ayat 3 yang membahas rekonstruksi jemari manusia.

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ بَلٰى قَادِرِيْنَ عَلٰٓى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَهٗ

"Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna."

16. Dua air laut yang tidak menyatu

Ada fenomena unik yaitu air laut tidak menyatu. Ketika dua lautan ini bertemu, tetapi airnya mempertahankan sifat individu seperti suhu, warna, dan kepadatan.

Di dalam Al Quran telah dijelaskan bahwa ada dua laut yang saling bertemu namun di antaranya memiliki batasan. Ini terjadi di Selat Gibraltar yang menghubungkan Lautan Mediterania dan Samudra Atlantik.

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ
"Dia membiarkan dua lautan, yang keduanya kemudian bertemu [berdampingan]. Di antara keduanya ada batas yang tidak dapat dilampaui masing-masing."

17. Tumbuhan Bertasbih

Fenomena alam yang ada dalam Al-quran lainnya yakni tumbuhan bertasbih. Pada 1981, terbit Journal of Plant Molecular Biologies yang mengungkapkan hasil penelitian yang dipimpin oleh seorang profesor bidang ilmu biologi bernama William Brown. Penelitian tersebut tentang suara halus yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia (ultrasonik). Suara tersebut terus berulang lebih dari 1000 kali tiap detiknya. Dengan teknologi yang sangat canggih, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami. Seorang peneliti muslim India mengatakan bahwa temuan tersebut sesuai dengan apa yang termaktub Al Quran Surah AL Isra ayat 44, yang artinya:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

18. Petir

Petir merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dan beberapa saat kemudian disusul oleh suara yang menggelegar.fenomena alam yang merupakan Pelepasan muatan elektrostatis yang berasal dari badai guntur. Pelepasan muatan ini disertai dengan pancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik Arus listrik yang melewati saluran pelepasan muatan tadi dengan cepat memanaskan udara dan berkembang sebagai plasma yang menimbulkan gelombang bunyi yang bergetar ( guntur ) di atmosfir

Surat Al Baqarah ayat 19

اَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ فِيْهِ ظُلُمٰتٌ وَّرَعْدٌ وَّبَرْقٌۚ يَجْعَلُوْنَ اَصَابِعَهُمْ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِۗ وَاللّٰهُ مُحِيْطٌۢ بِالْكٰفِرِيْنَ

Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir.

19. Bulan Sabit

Fenomena alam dalam Al-quran lainnya yakni bulan sabit atau hilal. Bulan sabit ini untuk menentukan awal masuknya bulan dalam kalender qomariyah.

Surat Al-Baqarah ayat 189

۞ يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِ ۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَا ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

20. Gerhana Matahari

 Fenomena alam ini merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru. 

Surat Al Fushilat ayat 37

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

Kamis, 12 September 2024

KHITAN

 Dalil Khitan

AN-NAHL 123

ثُمَّ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik.”

IBNU KATSIR

وقوله : ( ثم أوحينا إليك أن اتبع ملة إبراهيم حنيفا ) أي : ومن كماله وعظمته وصحة توحيده وطريقه أنا أوحينا إليك - يا خاتم الرسل وسيد الأنبياء - : ( أن اتبع ملة إبراهيم حنيفا وما كان من المشركين ) كما قال : في " الأنعام " : ( قل إنني هداني ربي إلى صراط مستقيم دينا قيما ملة إبراهيم حنيفا وما كان من المشركين ) [ الأنعام : 161 ] ثم قال تعالى منكرا على اليهود .

AL-BAQOROH 124

۞ وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”

https://quran.ksu.edu.sa/tafseer/katheer/sura2-aya124.html#:~:text=%D9%88%D9%87%D9%8A%20%D8%A5%D9%85%D8%A7%20%D8%AE%D8%A8%D8%B1%20%D8%B5%D8%AF%D9%82%20%D8%8C%20%D9%88%D8%A5%D9%85%D8%A7,%D9%88%D8%A5%D9%85%D8%A7%D9%85%D8%A7%20%D9%8A%D9%82%D8%AA%D8%AF%D9%89%20%D8%A8%D9%87%20%D8%8C%20%D9%88%D9%8A%D8%AD%D8%AA%D8%B0%D9%89%20%D8%AD%D8%B0%D9%88%D9%87%20.

فأما الختان فواجب على الرجال

“Khitan itu wajib bagi laki-lak” Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, Al-Mughni asy-Syarhul Kabir
اختتن إبراهيم عليه السلام وهو ابن ثمانين سنة بالقدوم
"Nabi Ibrahim ‘alaihissalam khitan pada usia 80 tahun di suatu tempat yang bernama Al-Qadum" (HR al-Buikhari). 

وَوُلِدَ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظِيْفًا مَخْتُوْنًا مَقْطُوْعَ السُّرِّ بِيَدِ الْقُدْرَةِ الْإِلَهِيَّةْ * طَيِّبًا دَهِيْنًا مَكْحُوْلَةً بِكُحْلِ الْعِنَايَةِ عَيْنَاهْ * وَقِيْلَ خَتَنَهُ جَدُّهُ بَعْدَ سَبْعِ لَياَلٍ سَوِيَّةْ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan dalam keadaan bersih dan sudah bersunat dengan kekuasaan Tuhan, harum, berminyak, dan bercelak kedua matanya dengan celak hasil perhatian Tuhan. Namun ada yang mengatakan bahwa beliau dikhitan oleh kakeknya setelah berumur genap tujuh hari” (Syekh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad al-Barzanji, Maulid al-Barzaji

مِنْ كَرَامَتِيْ عَلَى اللهِ أَنْ وُلِدْتُ مَخْتُوْنًا وَلَمْ يَرَ أَحَدٌ سَوْأَتِيْ
“Termasuk bagian kemuliaan dari Allah yang dianugerahkan kepadaku, adalah aku dilahirkan dalam keadaan telah dikhitan, dan tidak seorang pun melihat auratku” (HR ath-Thabarani).

وَوُلِدَ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ مَخْتُوْناً خَمْسَةَ عَشَرَ نَبِيّاً : آدَمُ، وَشِيْثٌ، وَنُوْحٌ، وَهُوْدٌ، وَصَالِحٌ وَلُوْطٌ، وَشُعَيْبٌ وَيُوْسُفُ وَمُوْسٰى وَسُلَيْمَانُ وَزَكَرِيَّا، وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَحَنْظَلَةُ بْنُ صَفْوَانَ نَبِيُّ أَصْحَابِ الرَّسِّ وَنَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صلّی اللّه عليه وسلّم
“Ada 15 (lima belas) orang Nabi dari kalangan para Nabi yang dilahirkan dalam keadaan terkhitan, yaitu Nabi Adam, Nabi Syits Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Sholeh, Nabi Luth, Nabi Syu’aib, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi 'Isa, Nabi Handhlah bin Shafwan, yakni nabinya pemilik Sumur ar-Rass, dan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam” (Syekh Sulaiman Al-Bujairami, Bujairami ‘alal Khathib

ASAL USUL KATA TUHAN

 ASAL USUL KATA TUHAN

Arti Tuhan berarti juga sesembahan

Ada yang berpendapat di ambil dari bahasa melayu yang asalnya Tuan yang berarti penguasa atau pemilik.

Ada juga yang berpendapat kata Tuhan dari bahasa sansekerta yang di serap dari bahasa jawa kuno yaitu tuh hyang yang artinya dewa yang berarti pula sesembahan

Makna Tuhan secara umum dapat dipahami sebagai dzat Yang Maha Kuasa. Seluruh alam semesta yang telah ada dan diduduki oleh semua umat manusia tidak akan hadir tanpa Tuhan yang menciptakannya. Mayoritas umat manusia percaya bahwa Tuhan merupakan yang menciptakan semua yang terdapat dalam alam semesta dan mengatur segala yang terdapat dalam dunia ini. Jika kita melihat dari runtutan akar sejarah akan ketuhanan, terdapat berbagai konsep kepercayaan terkait manusia kepada Tuhan. Misalnya Orang-orang terdahulu, mereka cenderung mengikuti faham politeisme (iman kepada terhadap macam-macam Tuhan). Seperti ketika mereka menganggap bahwa bintang sebagai Tuhan atau dewa, Terus Venus yang mereka anggap sebagai Dewa keparasan atau kecantikan, Ada juga Mars sebagai Dewa peperangan, Bahkan Minerfa yang mereka anggap sebagai dewa kekayaan. Dari semua dewa tersebut terdapat dewa yang paling tinggi tingkatannya, yaitu Dewa Matahari atau Apolo.Istilah Tuhan ada yang berpendapat bahwa asal kata Tuhan berasal dari bahasa Melayu, yaitu dari akar kata “tuan” yang berarti penguasa atau pemilik. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tuhan berarti segala sesuatu yang disembah dan diyakini oleh umat manusia yang beragama sebagai dzat yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Esa, dan sebagainya. Makna Tuhan dapat diartikan sebagai dzat yang disembah dan diabdi oleh umat yang beragama serta mereka percaya bahwa Tuhan yang mencipatkan segala sesuatu yang ada di dunia. Selain itu, semua agama juga memiliki sebuah konsep terkait Tuhan yang mereka yakini dan percayai. Dapat disimpulkan bahwa ketika mereka memiliki sebuah agama, namun konsep tentang ketuhannya kurang jelas maka tidak termasuk kategori agama. 

 Pemahaman tentang Ketuhanan atau teologi terutama dalam islam dapat diklasifikasikan sebagai Monoteisme, yaitu meyakini bahwa “Tuhan itu ada, dan merupakan suatu realitas yang bersifat transenden dan mempunyai suatu maksud dan tujuan yang bersifat imanen”. Kata teisme berarti suatu keimanan bahwa Tuhan merupakan dzat yang menciptakan seluruh alam semesta dan semua yang terdapat dalam dunia ini. Sedangkan kata monoteisme adalah mengimani bahwa Tuhan hanya ada satu dan tak bersanding kepada apapun. Dengan demikian, umat yang beragama baik Islam meyakini bahwa Tuhan itu ada dan yang menciptakan segala sesuatu yang ada pada alam semesta ini.

Kata Tuhan, “arti kata ‘Tuhan’ ada hubungannya dengan kata Melayu ‘tuan’ yang berarti atasan/penguasa/pemilik.”

Pemakai bahasa Indonesia semuanya mengerti bahwa perkataan tuan sifatnya insani, dan perkataan tuhan sifatnya ilahi. Artinya, walaupun dalam kata tuan diterangkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan beberapa catatan, antara lain: satu orang tempat mengabdi, dua yang memberi pekerjaan, tiga orang laki-laki yang patut dihormati, tetap saja dalamnya tidak mengandung pengertian ilahi.

Melihat keterangan dan pemakaian kata Tuhan dapat dikatakan hal itu sepenuhnya merupakan masalah teologi. Istilah Tuhan yang berasal dari kata Tuan, pertama hadir dalam peta kepustakaan Melayu beraksara Latin lewat terjemahan kitabsuci Nasrani tersebut. Perkataan ini dimaksudkan untuk mewakili sifat-sifat omnipresensi atas kata bahasa Yunani, Kyrios, dengan kaitannya pada tradisi Ibrani untuk kata Adon, Adonai, dengan aktualitas sebagai raja dalam kata Yahweh.

Maka, memang akan membingungkan, jika orang membaca kitabsuci Nasrani terjemahan Indonesia. Dalam kitab pertama, Perjanjian Lama yang aslinya berbahasa Ibrani, untuk kata-kata Adonai dan Yahweh semua diterjemahkan menjadi Tuhan, sementara dalam kitab kedua, Perjanjian Baru, untuk kata Kyrios juga diterjemahkan menjadi Tuhan.

Melihat perubahan ejaan dari Tuan ke Tuhan dalam kitab suci Nasrani terjemahan Melayu dengan huruf Latin. Melalui itu dapat gerangan kita simpulkan bahwa pencarian ejaan yang lebih aktual untuk sebutan khusus bagi Isa Almasih dalam terjemahan bahasa Melayu beraksara Latin-yang bersumber dari injil asli bahasa Yunani untuk perkataan Kyriosmenjadi Tuhan dan sebelumnya Tuan, serta-merta telah melahirkan juga eksegesis yang jamak.

Tuan yang awalnya diterjemahkan seperti dalam bahasa Portugis Senhor, Perancis Seigneur, Inggris Lord, Belanda Heere-melalui Leijdecker justru merubah menjadi Tuhan.Kemudian pada abad berikutnya bahasa Melayu melanjutkan penemuan Leijdecker tersebut.Kini kata Tuhan yang mula-mula ditemukan Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik antara insani & ilahi secara teologi ini menjadi masalah rumit yang akhirnya juga menjadi lema khas dalam bahasa Indonesia.

Mengapa Tuan menjadi Tuhan, merupakan masalah khas bahasa Indonesia. Hadirnya huruf ‘h’ dalam beberapa kata bahasa Indonesia, seperti ‘asut’ menjadi ‘hasut’, ‘utang’ menjadi ‘hutang’, ’empas’ menjadi ‘hempas’, ‘silakan’ menjadi ‘silahkan’, agaknya seiring dengan kasus nominatif dan singularis dalam tatabahasa Sansekerta ke Kawi dan Jawa.

Jadi, secara linguistik, tidak ada masalah bagi kata Tuhan yang muradif dengan pengertian ilahi. Nama ini pun sudah maktub dalam Pancasila. Yang tidak kurang melahirkan pertanyaan, mengapa sila pertama itu berbunyi ‘ketuhanan yang mahaesa’, ‘bukan ‘Tuhan yang mahaesa’ saja. Dengan ‘ketuhanan’, terkesan seakan-akan ada banyak Tuhan di Indonesia, tapi hanya satu Tuhan yang mesti disembah. Memang, dalam kalimat ini kita meraba adanya kompromi politis dari pendiri-pendiri republik. Tidak muncul diskusi bahasa mengenai hal itu sebelum amandemen yang lalu.”..-

Senin, 09 September 2024

PESAN JIBRIL KEPADA NABI MUHAMMAD S.A.W

 PESAN JIBRIL KEPADA NABI MUHAMMAD S.A.W

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS.Al-Ahzab: 21)

أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Jibril mendatangiku lalu berkata, ‘Wahai Muhammad. Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.

Kemudian dia berkata, ‘Wahai Muhammad. Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” (HR. Ath-Thabarani, no. 4278)

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematiaN kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.”

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”  (QS. Al-A’raf: 34)

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Munafiqun: 10-11)

وى البخاري (6514) ، ومسلم (2960) عن أَنَس بْن مَالِكٍ ، قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ : يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ )

 “Ada tiga hal yang akan mengikuti mayit sampai ke kubur. Dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari no. 1339 dan Muslim no. 2372)

nasihat dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu

اَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا، عَسَى أَنْ يَكُوْنَ بَغِيْضَكَ يَوْمًا مَا

وَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا، عَسَى أَنْ يَكُوْنَ حَبِيْبَكَ يَوْمًا مَا

“ Cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya saja, bisa jadi suatu hari nanti, dia menjadi orang yang paling kamu benci. Dan bencilah seseorang sekedarnya saja, karena bisa jadi suatu hari nanti dia menjadi orang yang paling kamu cinta”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

إنَّ فِي الدّنْيَا جَنَّةٌ وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ الأَخِيْرِة

“Sungguh di dunia itu ada syurga, barangsiapa yang belum memasukinya dia tidak akan masuk ke syurga yang ada di akhirat”

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ  فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajadah: 16-17)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ» . رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ

“Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan, mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan.” (HR. At-Tirmidzi no. 3549, disahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil 202-199/2 halaman 252)

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka hanya bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya.” (QS. Fathir: 10)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

استغنوا عن الناس ولو بشوص السواك

“Merasa cukuplah kamu dari manusia (jangan memperlihatkan seakan-akan kita butuh kepada manusia) walaupun hanya dengan gosokan siwak (minta diambilkan siwak).” (HR. At-thabrani dalam Kitab Al-Kabir 11/444 halaman 12257)